Wednesday, 20 August 2014

Sejarah Agama Hindu

Agama Hindu

Agama Hindu
Agama Hindu adalah agama yang dianggap tertua di dunia yang berawal dari Wahyu Tuhan yang diberikan pada para Rsi di India jaman dahulu. Sesuai dengan perkembangannya, hingga kini agama Hindu menjadi sebuah agama keselarasan yang memiliki kedamaian universal serta memandang setiap individu atau manusia sebagai satu keluarga besar, dan menghubungkannya dengan filsafat perennial yang mengartikan alam semesta, individu, dan Tuhan. Kitab utama umat Hindu adalah Weda yang merupakan ungkapan prinsip-prinsip universal yang dianggap tertua dan berhubungan dengan nilai moral serta spiritual yang global. Hal-hal yang utama dalam pemikiran agama Hindu yang berkontribusi pada pandangan universal, sebagai berikut:

Kesucian Seseorang


Dalam pandangan Hindu setiap individu itu memiliki intisari yang sama dengan Tuhan. Setiap individu tidak memandang adanya perbedaan dengan individu lain tetapi dalam kenyataan "atman" (roh atau jiwa) yang bersatu di dalam tubuh atau fisik. Atman yang merupakan pusat spiritual dalam tubuh manusia adalah sumber dari pengetahuan, kekuatan, cinta kasih, dan kemurnian yang tidak ada batasnya. Menurut pandangan predominan Hindu, atman yang sama berada dalam semua makhluk hidup termasuk hewan dan tumbuhan. Perbedaannya bukan terletak pada atman tetapi pada tingkat manifestasinya yang bergantung pada jenis badan fisik atman yang berhubungan dengannya. Atman yang berada dalam badan manusia adalah manifestasi yang tertinggi, sehingga setiap manusia dalam pandangan Hindu adalah mulia, sempurna, dan murni. Kebenaran dan kebaikan tertanam dalam sifat seseorang atau individu itu. Akan tetapi karena ketidakperdulian (maya atau awidya), seseorang itu merasa dibatasi sehingga lemah dan tidak sempurna serta dapat melakukan perbuatan yang disebut dengan dosa. Sama halnya dengan kegelapan yang hilang dengan munculnya cahaya. Khayalan seseorang itu akan hilang ketika ia mencapai pengetahuan Tuhan. Dalam pandangan Hindu, setiap individu itu tidak dilahirkan sebagai seorang pendosa melainkan menjadi korban dari ketidakperdulian di bawah pengaruh maya.

Keselarasan dan Toleransi Universal


Salah satu ajaran agama Hindu yang paling agung pada umat manusia adalah sikap toleransi keagamaan dan keselarasan yang universal. Dengan pengalaman spiritual para Rsi di jaman dahulu, yang menemukan bahwa terdapat banyak cara untuk mencapai kenyataan mutlak dan dengan cara yang berbeda pula untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Sehingga mereka menyebutnya dalam kitab Rg Weda sekitar 8.000 tahun yang lalu (Rg Weda 1.164.46) : "Ekam sat viprah bahudha vadanti", artiya "Kebenaran itu adalah satu, hanya orang bijaksana yang menyebutnya dengan banyak nama". Kenyataan yang mutlak atau Kebenaran itu disebut sebagai Brahman oleh para Rsi di dalam Upanisad. "Manifestasi Brahman di dalam setiap manusia adalah atman", Para Rsi menegaskan, "Brahman dan atman adalah satu. Semua adalah Satu dan Satu adalah Semua". Doktrin ini adalah tentang kesatuan umat manusia yang disebutkan lebih lanjut oleh Sri Kresna : "Dalam cara apapun manusia mencintai Aku, dengan cara yang sama mereka akan menemukan cinta kasihKu. Berbagai cara manusia, tetapi pada akhirnya mereka akan mencapai Aku". (Bhagawad Gita IV.11).

Perbedaan dalam Pikiran Manusia


Agama Hindu menyadari adanya perbedaan dalam pikiran-pikiran setiap manusia yang diatur oleh 3 kekuatan alam yang disebut "tiga guna" (sattva, rajas, dan tamas). Menurut Bhagawad Gita XIV.5 dan XVIII.40, "sattva, rajas, dan tamas (cahaya, api, dan kegelapan) adalah tiga sifat alami. Tidak ada di dalam surga atau di atas tanah yang bebas dari tiga kekuatan alami". Sattva melambangkan sifat kenaikan, keseimbangan, dan keselarasan. Rajas melambangkan nafsu yang tidak pernah puas, dan tamas adalah menandakan kelambanan serta kemalasan. Ketiga sifat ini menentukan sifat dan karakter seseorang yang bergantung pada proporsi yang dalam dimana setiap atribut itu ada. Dalam pandangan Hindu, tidak mengenal satu Tuhan bagi kemanusiaan melainkan satu Kebenaran atau Kenyataan yang mengungkapkan diri dalam berbagai bentuk dan cara.

Alasan Kesucian


Tradisi Hindu tidak menggambarkan otoritas yang memusat pada satu titik, hirarki, dogma, atau kode moral kehidupan yang kaku dan sempit. Sebaliknya, tradisi hindu terletak pada alasan yang murni dan pengetahuan yang sejati sebagai syarat yang penting untuk menyadari adanya kesatuan dengan semua manusia. Pentingnya alasan yang murni ditekankan dalam kitab Hindu seperti dalam "Gayatri Mantra", mantra Weda yang paling suci dan tertinggi, seorang Hindu tidak berdoa untuk kemakmuran dan kekayaan dirinya sendiri. Tetapi berdoa demi kemurnian semua makhluk hidup di dunia, "Tuhan adalah pemberi kehidupan, penghilang kesedihan, dan penganugerah kebahagiaan. Marilah kita bermeditasi pada sang pencipta, yang paling bernilai dan diterima Tuhan. Semoga Beliau memberikan inspirasi dan mengarahkan pikiran dan kecerdasan kita". (Rg Weda 3.62.10 dan Yajur Weda 36.3).

Tanpa Kekerasan


Pandangan dalam agama Hindu yang memegang teguh doktrin tanpa kekerasan (ahimsa) terhadap semua bentuk kehidupan adalah suatu prasyarat bagi keberadaan yang universal. Sebuah pandangan universal terhadap manusia yang disusun oleh para Rsi Hindu ketika mereka menyatakan : "Vasudaiva kutumbakam", atau "Semua manusia adalah satu keluarga". Bhagawan Kresna menyatakan, tertera dalam Bhagawad Gita VI.30: "Ia yang melihatKu (Tuhan) dalam semua makhluk hidup dan semua makhluk hidup dalam diriKu, darinya Aku tidak akan pernah hilang, atau tidak akan pernah pergi dariKu". Karena alasan inilah semua agama atau setiap ras di India telah menemukan sebuah fundamen yang permanen. Mahatma Gandhi adalah pelopor ahimsa yang paling terkenal, sebelumnya doktrin ini telah diterapkan dalam kegiatan manusia yang bersifat keagamaan. Konsep ahimsa Gandhi didasarkan pada kepercayaannya bahwa Kebenaran dan ahimsa adalah dua sisi yang sama dari sebuah koin. Ia menulis di dalam sebuah media Young India pada tahun 1925, yang menyatakan "Ahimsa adalah Tuhanku, Kebenaran adalah Tuhanku. Ketika aku mencari ahimsa, Kebenaran mengatakan 'temukanlah ahimsa melaluiku'. Ketika aku mencari Kebenaran, ahimsa mengatakan 'temukanlah kebenaran melalui diriku'!". Dengan kesuksesan membimbing perjuangan kebebasan India melawan Inggris melalui anti kekerasan, Mahatma Gandhi menunjukkan pada rakyatnya pertalian yang tidak terpisahkan dengan jalan anti kekerasan yang lebih kuat daripada sebuah bangunan istana besar yang memiliki pasukan dan prajurit yang lebih banyak.

Doa Universal


Hal lain yang utama dalam agama Hindu adalah keuniversalan dari doanya. Umat Hindu berdoa untuk semua makhluk, dan dari doa tertentu yang dinyanyikan setiap hari oleh jutaan umat Hindu pada akhir doa atau upacara keagamaan, yang berbunyi: "Semoga semua manusia berbahagia; semoga semua manusia sehat selalu; semoga semua manusia mendapatkan kemakmuran; semoga tidak ada seorangpun yang menderita".

No comments:

Post a Comment