Kanker Payudara
Kanker Payudara |
Ladang Informasi - Sumber Referensi 2014 : Kanker Payudara merupakan penyakit yang disebabkan oleh sel ganas (kanker) yang tumbuh pada jaringan payudara. Sel-sel ini biasanya muncul pada saluran atau lobula di payudara. Sel-sel kanker ini dapat menyebar di antara jaringan atau organ yang ada dan ke bagian tubuh lainnya.
Di AS, kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum ditemukan pada wanita setelah kanker rahim. Bagi Anda yang pria jangan senang dulu karena ternyata kanker payudara juga menyerang pria.
Setidaknya sejak tahun 2003-2008, di AS ada sekitar 2.000 kasus pria terkena kanker payudara. Sementara di Indonesia, menurut pendiri sebuah yayasan yang concern terhadap penyakit kanker payudara Linda Gumelar, kanker payudara merupakan jenis kanker yang menjadi penyebab kematian kedua setelah kanker leher rahim. Namun beberapa kanker lain juga sangat membahayakan, seperti Kanker Darah, Kanker Paru-Paru, Kanker Hati dan Kanker Prostat.
Untuk prevalensinya sendiri, dari sekitar 100.000 penduduk di Indonesia ada 26 orang yang menderita penyakit kanker ini. Sebenarnya kanker payudara bisa diselamatkan jika deteksi dini terhadap kanker ini bisa dilakukan. Untuk melakukannya, Anda bisa melakukannya sendiri. Namun untuk lebih meyakinkan, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter terkait.
Kanker Payudara Penyebab Kematian
Kanker Payudara merupakan penyebab kematian kedua terbesar bagi wanita saat ini. Di Singapura, 1 dari 16 wanita akan terdiagnosa mengidap kanker payudara dalam masa hidupnya. Wanita etnis Cina memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan dengan etnis Melayu atau India sekitar 10% hingga 20%. Kasus tertinggi terjadi pada kelompok umur 55-59 tahun. Resiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Kabar baiknya sekarang adalah banyak wanita kini mampu melawan kanker payudara karena melakukan pendeteksian dini serta peningkatan kualitas pengobatan.
Penyebab Kanker Payudara
Faktor pemicu kanker ini belum dapat diketahui. Namun hal ini bisa ditelusuri dari sejarah keluarga yang mengidap kanker payudara, siklus menstruasi dini, atau kemungkinan faktor resiko lainnya. Karena begitu sulit untuk dipastikan, masing-masing kita memiliki resiko terkena kanker payudara, khususnya saat kita berusia 40 tahun atau lebih. Walaupun faktor penyebabnya masih tidak diketahui, akan tetapi penyembuhan total sangat dimungkinkan dengan pendeteksian dini melalui pemeriksaan payudara secara reguler.
Tanda-tanda Kanker Payudara
- Benjolan yang tidak terasa sakit pada payudara
- Gatal dan ruam yang terus menerus di sekitar putting
- Pendarahan atau keluarnya cairan dari puting yang tidak biasanya
- Kulit payudara membengkak dan menebal
- Kulit payudara mengkerut atau menjadi cekung
- Puting melesak ke dalam
Diagnosa
- Pemeriksaan Klinis – Khususnya bila benjolan, keluarnya cairan dari puting, atau perubahan payudara yang tidak biasa terjadi.
- Mamogram – Metode ini dapat mendeteksi perubahan seperti kepadatan yang tidak normal atau terjadinya deposit kalsium.
- Ultrasound Scan – Metode ini digunakan untuk mendeteksi pada area khusus yang ditemukan dalam pemeriksaan mamogram atau dapat dilakukan untuk mendeteksi kondisi abnormal yang tidak terlihat pada mamogram. Sebuah ultrasound scan dapat membedakan antara massa yang solid, yang kemungkinan kanker, atau kista yang berisi cairan yang biasanya bukan merupakan kanker.Magnetic Resonance Imaging, MRI – Pada beberapa kasus, pasien harus menjalani sken MRI untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang lebih jelas pada area yang diduga terkena kanker.
- Metode ini sangat berguna bagi wanita yang berusia muda karena pada usianya mereka memiliki kepadatan jaringan payudara yang lebih besar dan tes visual konvensional seperti mamogram ataupun ultrasound menjadi kurang sensitif dan spesifik untuk mendeteksi kanker payudara.
Diagnosa Kanker Payudara
Pengobatan Kanker Payudara
Pilihan pengobatan dan prognosis (peluang kesembuhan) tergantung dari tahapan kanker (apakah kanker tersebut hanya ada di payudara atau sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya), tipe kanker payudara, karakteristik dari sel kanker dan apakah kanker tersebut ditemukan pada sisi payudara yang lain. Usia seorang wanita, status menopausal (apakah wanita tersebut masih memiliki siklus haid) dan kondisi kesehatan umumnya dapat mempengaruhi pilihan pengobatan dan prognosis.
Bedah
Pembedahan adalah umum untuk mengangkat kanker. Beberapa bentuk prosedur bedah termasuk :
- Bedah dengan mempertahankan payudara, Lumpektomi atau Wide Local Excision – pengangkatan kanker dan sedikit jaringan di sekitarnya. Quadrantektomi – pengangkatan kanker dengan mengangkat lebih banyak jaringan disekitarnya dibandingkan dengan lumpektomi. Untuk prosedur quadrantektomi, seperempat bagian dari payudara diangkat.
- Mastektomi – pengangkatan seluruh bagian payudara dengan atau tanpa jaringan kelenjar getah bening di bawah aksila.
- Saat bedah payudara, beberapa sel kelenjar getah bening di bawah ketiak juga akan diambil untuk pemeriksaan.
Terapi Sistematik
- Kemoterapi
- Terapi Hormon
- Herceptin
Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi yang ditargetkan untuk membunuh sel-sel kanker. Tujuannya adalah untuk membunuh sel kanker yang mungkin tersisa di sekitar payudara.
Radioterapi sangatlah vital setelah prosedur bedah yang mempertahankan payudara, seperti lumpektomi, karena sebagian besar jaringan payudara dibiarkan utuh. Terapi ini akan mengurangi kemungkinan kembalinya kanker payudara.
Pada umumnya, wanita yang menjalani prosedur masektomi tidak memerlukan radioterapi. Akan tetapi, untuk beberapa kasus, prosedur ini perlu dilakukan untuk merawat dinding dada dan kelenjar getah bening yang ada pada ketiak, bila resiko kembalinya kanker secara lokal masih tinggi.
Rehabilitasi
Rehabilitasi fisik termasuk:
- Latihan bahu sesudah pembedahan
- Perawatan tangan untuk mencegah lymphoedema
- Penyeimbangan nutrisi dan adaptasi gaya hidup untuk meningkatkan penyembuhan
Rehabilitasi Mental meliputi:
- Dukungan yang erat dari pasangan, keluarga, teman, dan kelompok pendukung
- Seorang wanita bisa merasa aman dengan mengetahui peluang kesembuhannya
- Menghadiri konsultasi dokter secara reguler.
No comments:
Post a Comment