Friday, 31 January 2014

Penyakit Kanker Prostat

Kanker Prostat

prostat
Kanker Prostat
Pada 2010 silam, menurut NCI AS, puluhan ribu orang telah meninggal disebabkan oleh kanker prostat ini. Kanker prostat merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker paru-paru dan bronkial.
Kanker prostat ini biasanya mulai tumbuh secara perlahan pada kelenjar prostat yang berfungsi dalam memproduksi air mani. Beberapa jenis kanker ini masih mudah untuk diobati karena hanya terbatas pada kelenjar saja penyebarannya. Namun, sel kanker yang lain yang lebih agresif dan cepat menyebar diperlukan tindakan yang cepat dan tepat untuk mengobatinya. Hal ini juga serupa dengan penyakit kanker lainnya, seperti Kanker Leukimia/Kanker Darah, Kanker Paru-Paru, Kanker Hati, Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim.
Kanker prostat adalah tumor ganas yang tumbuh pada prostat, kelenjar seukuran kacang walnut dibawah kandung kemih pria yang fungsinya memproduksi sperma. Sebagian besar kanker prostat tumbuh sangat lambat namun merupakan kanker ganas, dan kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lain, khususnya tulang dan kelenjar getah bening.
Menurut laporan interim Singapore Cancer Registry, periode 2006-2010, kanker prostat merupakan kanker paling umum ke-3 untuk pria di Singapura, dengan lebih dari 500 kasus terdiagnosa setiap tahun dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini.

Gejala Kanker Prostat

Pada kebanyakan kasus, tidak ada gejala yang terlihat, dan dipercaya bahwa sebanyak 80% pria yang mencapai usia 80 tahun terkena kanker prostat. Karena dalam kebanyakan kasus, kanker tumbuh lambat, umunya mereka meninggal akibat sebab lain atau usia lanjut tanpa menyadari bahwa mereka terkena kanker.
Saat gejala muncul pada stadium lanjut, yang terasakan adalah hilangnya berat badan, sakit panggul, sakit punggung atau pinggul dan kesulitan buang air kecil, seperti rasa terbakar atau sakit ketika buang air kecil atau terdapat darah pada urin.

Tes Skrining Untuk Pendeteksian Dini

·         Digital Rectal Examination (DRE) - prosedur ini dilakukan oleh dokter dengan menggunakan jari yang disarungkan untuk memeriksa bagian rektum. Dokter akan dapat merasakan gumpalan atau pertumbuhan dari kanker prostat. 
 
·         Tes Prostate-Specific Antigen (PSA) Test – Tes ini merupakan tes awal paling umum dilakukan untuk mendeteksi kanker prostat. Yang dilakukan dalam tes ini adalah memeriksa kadar PSA – yaitu protein yang diproduksi oleh sel-sel kelenjar prostat – dalam darah. Semakin tinggi kadarnya, semakin besar kemungkinan terdapatnya kanker, walaupun faktor-faktor lain dapat menyebabkan naiknya kandungan PSA.

 Tes Untuk Mendiagnosa Kanker Prostat 

·         Biopsi Prostat - bila terjadi dugaan kanker prostat, prosedur yang dilakukan adalah biopsi – yang mengangkat jaringan sampel untuk diperiksakan. Bilamana hasilnya ternyata positif, maka dibutuhkan scan tulang atau scan menggunakan komputer dilakukan pada daerah panggul untuk memastikan seberapa jauh kanker telah menyebar.
 
·         Ultrasound Trans-rektal – Prosedur ini menggunakan gelombang suara untuk memperoleh visualisasi kelenjar prostat. Prosedur ini paling sering digunakan bersamaan dengan prosedur biopsi untuk memandu jarum menuju kelenjar prostat dimana diduga terdapat tumor.

Tes Sesudah Kanker Diagnosa

·         PSA Levels – Saat kanker positif terdiagnosa, tingkat PSA dapat membantu memastikan penyebarannya. Bila tingkat PSA dibawah 20ng/ml, maka kemungkinan besar kanker belum menyebar ke organ tubuh lain. Tingkat PSA lebih dari 40ng/ml merupakan indikasi kuat bahwa kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain.
·         Tes Metastasis – Bila biopsi telah mengindikasikan adanya kanker, tes lain harus dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kanker telah menyebar. Scan tulang dan x-rays dapat memastikan apakah kanker telah menyebar hingga ke tulang. Scan CT atau MRI lebih lanjut dapat mencari lokasi kanker secara tepat.

Pengobatan Kanker Prostat

Dalam beberapa kasus, karena kanker prostat butuh waktu yang lama untuk tumbuh, maka pengobatan memiliki resiko tersendiri. Dokter dapat saja memilih untuk memonitor tumor daripada mengobatinya dengan segera. Hal tersebut disebabkan oleh tergantungnya pengobatan terhadap beberapa faktor seperti, stadium kanker, gejala, umur, serta kondisi umum dari kesehatan pasien.

Bedah

Saat pengobatan telah ditentukan, prosesnya dapat melibatkan pengangkatan kanker melalui prosedur bedah, dengan mengangkat kelenjar prosat, bila kanker hanya setempat saja. Peluang kesembuhan total sangatlah tinggi pada kasus-kasus seperti, namun dapat menimbulkan efek samping kekurangan urinasi atau impotensi.

Terapi Radiasi

dengan menggunakan sinar berenergi tinggi yang diarahkan untuk membunuh sel-sel kanker. Prosedur ini dapat digunakan saat kanker hanya setempat saja.

Terapi Hormon

Prosedur ini dapat digunakan untuk mengobati kanker yang telah menyebar lebih jauh dari prostat dimana hormon digunakan untuk melawan efek dari testoteron dan memperlambat tumbuhnya kanker.
KEMOTERAPI
Sesekali waktu dalam beberapa kasus, kemoterapi digunakan untuk meringankan atau menghilangkan efek dari gejala kanker prostat bilamana prosedur pengobatan lain dinilai kurang efektif.
Apa pendekatan yang terbaik dalam pengobatan?
Pengembangan rencana pengobatan oleh tim multi-disiplin – terdiri dari bedah payudara, spesialis patologi, spesialis radiologi, radiasi onkologi & onkologi medis, pekerja sosial dan perawat payudara – untuk melakukan diagnosa, merawat serta menangani kondisi pasien telah terbukti dapat meningkatkan hasil pengobatan yang dijalani pasien kanker.
Siapa yang terkena resiko kanker prostat dan pencegahan

Menurut laporan The National Registry of Disease Office tentang kanker prostat, yang diterbitkan pada tahun 2011, pria keturunan etnis Cina di Singapura memiliki dua kali faktor resiko terkena kanker prostat dibandingkan dengan etnis Melayu dan India.
Umur juga merupakan salah satu faktor, dimana pria berusia 40 tahun memiliki tingkat resiko satu diantara 200.000 sedangkan saat mereka menginjak usia 50 tahun, tingkat resiko terkena kanker prostat meningkat menjadi 12 per 100.000 orang, dan menjadi 12 dari 10.000 orang pria pada saat mereka menginjak usia 60 tahun.
Mereka yang mengalami kegemukan/obesitas, mengkonsumsi bahan makanan dengan kadar lemak hewani tinggi atau daging merah, mereka yang memulai hubungan seks di usia dini, memiliki riwayat penyakit STD atau memiliki pasangan seksual lebih dari satu, juga mengalami peningkatan faktor resiko untuk terkena kanker prostat. Resiko tertinggi juga dimiliki oleh pria yang keluarganya memiliki riwayat medis kanker prostat.
Gaya hidup yang sehat, dengan konsumsi daging yang rendah, akan dapat membantu mencegah terjadinya kanker prostat maupun jenis kanker lainnya.

No comments:

Post a Comment